Coretan Sang Rembulan Perak (Part I)
Mimpi Tadi Malam
Rembulan Perak - 17 April 2011 pukul 22:41
Bola matahari di langit hitam. Aku ingatkan! Ini bukan waktu siang namun malam, saat bulan bersinar bola api itu muncul. Besaaar sekali. Gemuruh angin menerbangkan benda yg berada di sekeliling tubuh. Aku dan mereka berlari di saat getaran hebat dari dasar tanah terasa. Sempat aku berfikir "inikah kiamat yg di maksud?" wallahualam!
Teriakan Asma Allah terdengar nyaring dimana-mana. Tenggorokan pun terasa perih namun tidak bisa terhenti mengucapkan ALLAHUAKBAR! Karena itu satu2nya perlindungan.
Aku berada diantara mereka; ibuku, keluargaku, dan sahabat2ku mengenakan kain putih yg biasa di gunakan saat sembahyang. Tangis dan sujud kami menghentikan getaran tanah.
Aku tidak tahu arti dari mimpi yg muncul malam tadi, hanya saja membuat ketakutanku semakin nyata di dunia ini. Yg aku rasa perjalanan menuju istiqomah itu sangat sulit, banyak sekali rintangannya di saat pada waktu yg sama sang malaikat peniup sangsakala semakin dekat hendak melaksanakan tugasnya.
Semoga Allah memberikan waktu yg panjang, melindungi kita dari marabahaya, menaungi kita dgn cahaya keimanan, dan menyertakan kita dgn org2 yg shaleh dan shaleha.
Amin...
Segala puji bagi Engkau Tuhan semesta alam
Kamar Tanpa Cahaya (perang dingin antara logika dan perasaan)
Rembulan Perak - 4 Februari 2011 pukul 21:49
sekali lagi aku lelaaah,
terjerembab dalam jalan yg aku hindari sebelumnya,
aku perempuan pemaaf, benci menyimpan dendam meskipun akhirnya aku rasakan sendiri sesaknya,
kamu (lelaki)
kamu (lelaki)
kamu (perempuan)
kamu (lelaki)
kamu (perempuan)
nasib! Sudah aku tulis itu ketika datang satu penghiantan,
jika aku nista! Ingin sekali aku caci kalian dg sumpah serapah, tapi sekali lagi aku perempuan pemaaf demi menjaga cinta Kekasihku. Aku simpan semuanya, hingga ada rasa sakit ketika aku tarik nafas dan timbul getaran tangan hingga membuat orang di sekelilingku panik! . Aku senyum, aku bahagia, dan aku tampakan wajah 'masa bodohku' di hadapan orang-orang yg aku temui setiap jam. Kamar tanpa cahaya
Cinta untuk Mama
Rembulan Perak - 27 Mei 2010 pukul 20:25
apa yang kuberikan
untuk mama untuk mama tersayang
tak kumiliki sesuatu berharga
untuk mama tercinta
hanya kutuliskan senandung
dari hatiku untuk mama
hanya sebuah lagu sederhana
lagu cintaku untuk mama
walau tak dapat selalu ku ungkapkan
kata cinta tuk mama namun dengarlah hatiku berkata
sungguh ku sayang padamu mama
Judul kartul yang Ditolak (Terinsiprasi dari yang Terhormat Bpk Budi Santoso)
Rembulan Perak - 21 Maret 2010 pukul 13:46
Di Balik Kelabunya Sang Pendobrak Pagar Negara
Mereka itu sang pendobrak
amat bangga dengan almamater
sebagai ciri kejayaan
Mereka itu amat perkasa
hingga pagar negara pun bisa
mereka hantam
Mereka itu bersemangat
hingga kobarannya dapat
membakar ban di tepi jalan
Mereka itu salah
Mereka itu benar
Mereka muda mudi penerus bangsa
tapi mengapa anarki harus turut menyertai
Ada hitam , ada putih
hingga kelabu mewarnainya
cobalah untuk sedikit lembut
agar yang berkuasa memahaminya
Buatmu
Rembulan Perak - 27 Februari 2010 pukul 20:33
tak ingin salah bertindak
karena tak mau sikapku menjadi berlebihan
hingga akhirnya di anggap tak wajar olehmu .
tak mengerti apa yang di rasakan .
ada senang dan tak jarang pula dadaku merasa tersayat ketika mengingatnya .
( lebay ga ? masa bodoh ah .. )
bertanya pada yang telah berpengalaman dan hasilnya mereka senang
karna perasaan ku kembali normal .
perasaan yang seperti apa ? entahlah !
merasa mual membacanya ?
muntahkan saja bila itu yang terbaik .
( nanti aku siapkan minyak angin untuk mengobatinya )
ini hanya coretanku
tentang hatiku
semakin bimbang membacanya ?
diamlah dan pegang erat kepalamu .
karena ini belum usai ,
ada yanga datang
manusi asing yang menyapa .
terasa kembang di hinggapi kumbang .
oh no !
aku lebay kau tahu itu .
tapi ini aku ya aku .
aku yang sedang memujamu tapi entah apa yang ada di benak mu .
Satu Malam Sebelum Takbir Bergema
Rembulan Perak - 25 November 2009 pukul 18:32
wajah lembut yang ku tatap .
tangan halus yang ku cium .
tak pernah terbayang sedikit pun hendak menjadi pertemuan terakhir .
satu minggu kemudian .
terdengar kabar bahwa DIA telah berpulang .
entah apa yang terasa ak satu satunya cucu yang tak di sampingnya .
berkumpul di malam itu terasa berbeda menikmati alunan takbir bersama yang terkasih dalam lamunan masing masing .
berlomba mengingat menjadi yang terbaik selama menjadi cucu tercintanya .
belum menjadi yang terbaik ! belum !!
wajahnya terbingkai dalam frame mungil di almari mama .
menatap . itu yang di lakukan tatkala rasa rindu menguap .
penyesalan karna tak pernah membahagiakannya .
ALLAH pun maha baik memberi ke ikhlasan pada semua yang di tinggalkannya.
persembahan doa dari yang mencintainya akan selalu membuatnya hangat.
satu tahun ditinggal nenek eyang buyut tercinta.
kami akan selalu membuatmu bangga.
Cakkeeeeeeeeepppppp. ;-)
BalasHapus